
Tim PKM Universitas Mulawarman Lolos Pendanaan PKM-PM 2025 dengan Etam-Natureguard: Anak Disabilitas Berdaya Lewat Sampah
- 201810199509181001
- 2025-09-26
Samarinda, 2025 — Tim mahasiswa Universitas Mulawarman berhasil meraih pendanaan PKM-PM 2025 dari Kemdiktisaintek dengan program bertajuk “Etam-Natureguard: Penguatan Environment Mindfullness di SLBN Pembina Provinsi Kalimantan Timur melalui Pengembangan Lovaas Method.” Program ini lahir dari kepedulian terhadap kondisi pengelolaan sampah di SLBN Pembina Provinsi Kalimantan Timur yang selama ini belum terkelola secara optimal, sekaligus menjadi upaya memberdayakan siswa berkebutuhan khusus agar lebih mandiri dalam menjaga lingkungan.
Etam-Natureguard menerapkan Lovaas Method, sebuah pendekatan berbasis penguatan positif yang mendorong siswa untuk terlibat aktif melalui penghargaan sederhana setiap kali mereka berhasil menyelesaikan tugas. Melalui metode ini, tim menghadirkan media edukatif berupa pop-up book bertema 3R dan boardgame Etam-Natureguard yang dirancang agar siswa dapat memahami prinsip pengelolaan sampah dengan cara yang menyenangkan.
Puncak dari program ini adalah pembentukan Zona Natureguard, sebuah unit pengelolaan sampah di lingkungan sekolah yang berfungsi sebagai pusat praktik nyata bagi siswa. Di zona ini, anak-anak belajar mengubah kertas bekas menjadi gantungan kunci kreatif dengan memanfaatkan pulp kertas yang dicetak ulang dan diberi sentuhan warna. Mereka juga diajarkan cara mengolah plastik bekas menjadi gantungan kunci sederhana yang dapat digunakan atau dijual kembali. Tidak berhenti di situ, siswa dilibatkan dalam proses composting, di mana sisa makanan dan daun kering difermentasi hingga menghasilkan kompos yang kemudian digunakan untuk menyuburkan tanaman sekolah. Bahkan limbah kertas yang biasanya menumpuk dimanfaatkan kembali sebagai media tanam, diolah menjadi media tanam ramah lingkungan untuk menumbuhkan bibit sayuran dan tanaman hias.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan dengan pendampingan guru dan mahasiswa, serta diperkuat melalui kerja sama dengan Bank Sampah Kampung Salai Turi Putih RT. 48 Samarinda. Bank Sampah tidak hanya berperan menerima setoran anorganik dari sekolah, tetapi juga memberikan pelatihan langsung kepada siswa dalam composting, pemanfaatan limbah organik, dan daur ulang sederhana. Keberlanjutan program semakin terjamin dengan keterlibatan UKM OSEAN (Organisasi Mahasiswa Peduli Lingkungan) FKM Universitas Mulawarman yang mendampingi sekolah dalam regenerasi pionir Etam-Natureguard serta mendorong penyelenggaraan pameran tahunan hasil karya daur ulang siswa.
Menurut ketua tim, Siti Julaikhah, keberhasilan lolos pendanaan PKM-PM 2025 menjadi energi baru untuk memperluas dampak program. “Anak-anak SLBN Pembina membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang. Dengan media yang tepat, mereka mampu menciptakan karya ramah lingkungan sekaligus menjaga kebersihan sekolah,” ujarnya. Hal senada disampaikan Wahyu Nikmaturrohmi yang menekankan bahwa sinergi dengan Bank Sampah Turi Putih dan UKM OSEAN akan memastikan Etam-Natureguard tidak berhenti sebagai proyek, tetapi berkembang menjadi budaya baru di sekolah.
Prestasi ini menunjukkan bahwa inovasi sederhana dapat melahirkan dampak besar ketika dilaksanakan secara inklusif. Etam-Natureguard tidak hanya memperbaiki sistem pengelolaan sampah di sekolah, tetapi juga menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 12 tentang konsumsi dan produksi berkelanjutan. Dari Samarinda, program ini diharapkan dapat direplikasi di sekolah-sekolah inklusi lain di Indonesia sebagai bukti bahwa semua orang, termasuk anak berkebutuhan khusus, dapat menjadi agen perubahan bagi lingkungan.
Penulis : Rangga Aditya Pratama, Wahyu Nikmaturrohmi